Selamat datang di Blog Felix Immanuel Anak ku Sayang

Selasa, 12 Mei 2009

SQL Injection Masih Jadi Favorit Dedemit Maya

Beragam teknik banyak digunakan oleh para dedemit maya, dari cara klasik seperti SQL injection sampai modus baru yang memanfaat instan messenger ataupun situs jejaring sosial. Tetapi menurut Tipping Point, SQL injection yang kini masih jadi primadona para hacker.
Jika dibandingkan dengan menggunakan Worm ataupun jenis serangan lainnya, tehnik SQL injection bisa dikatakan yang paling sederhana. Pasalnya, pelaku tidak memerlukan perangkat tambahan apapun dan hanya cukup menggunakan browser untuk melancarkan serangan.
Tipping point sebagai penyedia jasa layanan keamanan jaringan di kalangan perusahaan menuturkan berbagai modus penyerangan yang biasa dijumpai oleh para kliennya.
"Salah satu modus penyerangan yang sering dijumpai adalah menggunakan web application antara lain SQL Injection, PHP dan lainnya" ujar Rohit Dhamankar selaku Director of Security Research DVlabs, Tipping Point pada jumpa pers di Rizt Carlton Hotel, Jakarta, Selasa (12/5/2009).
Motif penyerangan para dedemit maya itu pun kini sudah berubah. "Dulu mereka menyerang dengan tujuan rasa ingin tahu atau sekedar merusak sistem, tetapi kini motif mereka telah berubah ke arah ekonomi," tambah pria asal India tersebut.

Kru AirAsia di Bandung Diduga Kena Flu Babi!

BANDUNG, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan AirAsia mengakui co-pilot yang diduga terjangkit flu babi merupakan karyawan AirAsia. Station Head AirAsia Indonesia Bandung Bangkit Adiwinanto mengakui co-pilot berinisial RES baru mendaratkan pesawat rute Kuala Lumpur-Bandung sebelum dinyatakan sebagai suspect flu babi.

"Co-pilot tersebut memang menerbangkan pesawat dari Kuala Lumpur Malaysia sekitar pukul 10.00 WIB dan tiba di Bandara Husein pada pukul 13.00 WIB," katanya di Bandung, Selasa (12/5).

Sebelum diberangkatkan ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, RES sempat mendapat perawatan medis dari dokter di Bandara. Namun, melihat kondisinya yang tidak kunjung membaik, pihak Air Asia dan bandara langsung memberikan penanganan medis lebih lanjut.

Dia menjelaskan, jeda waktu pendarat pesawat dengan keberangkatan RES ke RSHS, dimanfaatkan petugas medis dan pihak maskapai untuk merawat kondisi RES. Namun, demam tinggi yang diderita RES memutuskan dokter untuk merujuknya ke RSHS.

"Ada jeda waktu antara pendaratan dan masuknya dia ke RSHS. Ketika itu kami mencoba untuk memberikan perawatan kepada dia namun, kondisinya tidak kunjung membaik. Dengan kejadian ini kami belum memutuskan untuk melakukan persiapan khusus," jelasnya.

Walau begitu, kondisi penerbangan maskapai asal Malaysia ini tidak terpengaruh dengan ditemukannya terduga flu babi ini. Dari kapasitas 148 tempat duduk yang disiapkan Air Asia dalam setiap penerbangan, tingkat okupansinya mencapai 50-60 persen atau sekitar 100 penumpang.

Hingga saat ini pun tidak ada masyarakat maupun agen perjalanan yang mempermasalahkan dugaan terjangkitnya co-pilot Air Asia ini. Menurut dia, hal ini disebabkan pasar di wilayah Bandung memang menjanjikan sehingga tingkat isian di setiap penerbangannya tidak terpengaruh.

Secara terpisah, General Manager Angkasapura II Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung, Mulya Abdi menolak jika dikatakan co-pilot RES terjangkit flu babi. Dia menuturkan, RES baru terindikasi mengidap virus H1N1 itu dan belum bisa dikatakan sebagai suspect.

"Mungkin dia baru terindikasi dan belum bisa dikatakan sebagai suspect. Gejala yang ditunjukannya masih seperti gejala flu biasa. Tenggorokan sakit, demam, tidak ada yang berbeda dengan flu biasa. Tapi kami memang memutuskan agar dia mendapat perawatan di RSHS. Jadi belum bisa disimpilkan kalau dia terjangkit," tutur Mulya.

Dia berharap ditemukannya kasus suspect flu babi pertama di Kota Bandung ini tidak terlalu dibuat heboh karena akan berdampak buruk kepada dunia penerbangan di Bandung. Dia juga meminta masyarakat agar tidak panik untuk menyikapi hal ini.

"Saya khawatir ketika masalah ini dibesar-besarkan justru akan berpengaruh kepada penurunan angka wisatawan asing yang masuk ke Bandung. Kami belum akan memperketat arus lalu lintas kedatangan wisatwan apalagi sampai memasang detektor panas," jelasnya.